Bahagia Itu Sederhana

Setiap anak pasti ingin membahagiakaan orang tuanya. Begitu pula saya, maka dilibur panjang kali ini saya pulang kampung. Pulang kali ini tidak seperti biasanya, kali ini papa yang memang sedang ada urusan di bandung menjemput saya. Untuk urusan pulang kali ini rasanya banyak sekali cobaannya dari mulai kerjaan yang di kejar deadline, hujan yang tak kunjung henti, macet dimana-mana serta banjir yang juga ikut meramaikan suasana. Sempai bete habis-habisan dijalan dan minta untuk putar balik sama papa, tapi melihat wajah papa yang kesenengan karena anaknya pulang yang rela menerjang banjir asalkan anaknya bisa lebih lama di rumah beberapa jam. Mana tega saya bete lama-lama.

Setelah melewati berbagai drama selama perjalanan, akhirnya tiba juga dirumah yang selama ini saya rindukan. Ada mama yang menyambut anaknya yang akhirnya datang. Sudah disiapkan teh manis panas juga makan malam. Si adik sudah terlelap tidur, kata mama kelamaan nunggu teteh.

Selama dirumah sebenernya nggak banyak ko yang dilakuin, selain saya yang tepar karena berbagai drama selama diperjalanan juga memang pengen diem di rumah aja kali ini. Sampai pada hari terakhir di rumah rasanya malas sekali kembali ke bandung tapi karena ada kewajiban yang harus ditunaikan akhirnya berangkatlah saya ke terminal ditemani papa.

Ketika diperjalanan tiba-tiba telepon genggam saya berbunyi tanda ada pesan baru yang masuk. ternyata mama yang baru saja mengirim pesan.

"Put makasih ya udah nyenengin mama papa sama dede. mudah-mudahan rejeki yang puput keluarkan untuk keluarga di ganti dengan berlipat-lipat. mudah-mudahan puput dikasih kesehatan dan dilancarkan dalam berbagai urusan."

Rasanya ingin meluk mama saat itu juga, dan cuma bisa menahan air mata yang hampir aja tumpah. Semoga mama papa dede selalu dalam lindungan Allah. Merasa belum berbuat apa-apa untuk keluarga ini tapi dengan sebaris pesan dari mama rasanya sedikit lega.



CONVERSATION

0 komentar:

Back
to top