Pembelajaran

Hari ini entah kenapa begitu tergerak untuk baca blog salah seorang teman. Ya tema blognya adalah lajang dan menikah sama ribetnya! Isinya kurang lebihnya sepertinya pernah saya alami, mulai dari lingkungan yang terus-terusan bertanya kapan kawin? *eh nikah deng, trus ditanya mana calonnya? hemmm padahal saya menikah sekarang atau nanti pun kan engga ada urusannya sama mereka. Toh saya tidak menyusahkan mereka juga.

Dan topik lainnya adalah mengenai wanita yang menjadi bodoh ketika jatuh cinta. Menjadi sangat pemaaf, sangat pemaklum, padahal jika orang lain yang ngelakuin kaya gitu pasti aja saya udah mencak-mencak. Ya mungkin itulah cinta. Sampe ada istilah tai kucing rasa coklat. Satu tema lagi yang sedikit *hemm kayanya banyak deh :D menyentil saya. Temanya patner yang psiko. Sekitaran 2tahun yang lalu patner saya ketika itu agak overprotektif dan juga curigaan. Entah kenapa saya bisa bertahan 9 bulan dengan patner yang mungkin menurut teman saya melakukan kekerasan psikologis. Ya saya 2 tahun lalu pernah diet mati-matian karena dibilang "gendut" oleh mantan patner saya itu. Bahkan saya hanya makan satu kali sehari dan hanya 3 sendok makan, mungkin itu yang dibilang cinta-buta. Belum lagi mantan patner itu yang selalu bertanya lagi apa, sama siapa, dimana, ahhh semua pertanyaan itu hampir membuat saya stress. Bukan saya tidak ingin diperhatikan tapi jika setiap hari dan setiap saat ditanya kaya gitu ya apa ndak stress ya. Tapi itu jadi pelajaran buat saya, ketika kita jatuh cinta jangan sepenuhnya menggunakan perasaan. Karena laki-laki lebih menggunaan logikanya dibadng perasaan. Kadang saya pun bertanya-tanya mana yang harus di dahulukan antara perasaan dan logika? apa keduanya tidak bisa berjalan beriringan?

CONVERSATION

0 komentar:

Back
to top