Surat cinta dokter bedah

Kalo yang udah pernah baca buku twivortiare pasti udah gk asing sama isi surat ini. Isi surat ini berhasil bikin pembaca jatuh cinta sama sosok dokter beno wicaksono.

"Dear Alexandra, terima kasih ya tadi malam udah menyelimuti aku.
Bangun tidur dan merasakan badan aku hangat karena diselimuti kamu itu tenang dan lega, Lex, bahwa kamu masih mau memperhatikan aku...
...walaupun saat ini ngomong sama aku pun kamu nggak mau lagi.
Terima kasih selama ini kamu juga memberikan perhatian, rasa tenang, dan hangat itu kepada aku, Alexandra.
Aku pergi ke rumah sakit untuk berusaha membuat pasien tetap hidup, tapi aku pulang setiap hari ke kamu
karena cuma kamu yang bisa buat aku tetap ingin hidup.
Sepanjang hari aku hidup untuk menolong orang, sepanjang hari itu juga aku bertahan karena aku tahu setelah setiap hari yang berat itu...
...aku punya kamu sebagai tujuan pulang.
Setiap aku merasa capek banget berdiri seharian demi membedah orang, aku ingat bahwa nanti waktu aku pulang ke rumah...
...ada kamu yang memeluk aku, Alexandra.
Tahu bahwa ada kamu di rumah adalah satu-satunya hal yang bisa bikin aku bertahan dalam tekanan apapun yang aku hadapi tiap hari di rumah sakit.
My patients owe their lives not to me, but to you, because you're the one who can make me function every single day.
Maafkan aku, karena lupa bahwa keberadaan kamu sebagai istri bukan cuma untuk memberikan perhatian, rasa tenang, dan sayang kepada aku, suami kamu.
Maafkan aku, Lex, karena disaat kamu ngerti banget gimana buat aku bahagia, suami kamu ini justru nggak mengerti gimana caranya buat kamu merasa yang sama.
Merasa disayangi, diperhatikan, dijadikan nomor satu, seperti yang kamu berikan kepada aku.
Jadi, mohon bersabar dan ajari aku ya.
Sejak aku pertama sayang kamu hampir 7 tahun yang lalu, tiap hari aku belajar kamu, Lex.
Aku belajar apa yang bikin kamu tertawa, apa yang bikin kamu sedih.
Aku merasa gagal banget waktu aku sadar bahwa bertahun-tahun aku belajar kamu, ternyata aku masih juga menyakiti kamu.
Disaat aku merasa udah hafal apa saja yang bikin kamu menangis jadi aku hindari semua hal-hal itu, air mata kamu masih jatuh juga, Lex.
Aku nggak pinter dengan kata-kata, aku juga nggak pinter menunjukkan perasaan aku, aku mungkin juga nggak pinter menjaga perasaan kamu...
...tapi aku ingin kamu tahu kalau aku cinta mati sama kamu, Lex. Aku nggak mau perempuan lain sampai kapanpun.
Jadi ajari aku ya, Lex. Mohon sabar dan ajari Beno-nya kamu ini biar bisa membuat kamu merasakan cinta matinya aku sama kamu setiap hari.
Maaf aku harus minta maaf pakai tulisan tangan yang jelek ini. Aku takut salah bicara dan makin menyakiti kamu kalau aku ngomong langsung, Lex.
Udahan ya marahnya, Sayang.
Sayang kamu banget, Alexandra, lebih dari apapun. -Beno




















CONVERSATION

0 komentar:

Back
to top